Kenali Gangguan Parafilia di Lingkungan Sekitar Kita

gangguan parafilia

Kenali Gangguan Parafilia di Lingkungan Sekitar Kita

Gangguan parafilia adalah golongan gangguan di mana individunya memiliki pengalaman ketertarikan yang tidak normal namun intens secara seksual terhadap objek, situasi, fantasi, perilaku atau seseorang. Sering disebut sebagai penyimpangan seksual karena dianggap melanggar norma.

Macam – macam Gangguan Parafilia

Voyeuristic Disorder

Oke, pertama ada yang namanya Voyeuristic Disorder. Bahasa mudahnya, orang yang suka ngintip orang telanjang/orang berhubungan seks. Orang dengan Voyeuristic Disorder mendapatkan rangsangan seksual ketika ngintip orang telanjang misalnya lagi mandi atau yang lagi ena-ena.

Voyeuristic Disorder bukanlah ngintip biasa. Kalau udah dilakukan selama minimal 6 bulan secara intens dan kalau ga ngintip jadinya uring-uringan atau stres, kemungkinan besar ada indikasi Voyeuristic Disorder. Emang paling gengges kalau ada yang kayak gini karena sebenarnya ini dorongan seks yg ga wajar 🙁

Frotteuristic Disorder

Kedua, Frotteuristic Disorder. Nah ini nih parafilia yang sering ditemui di transportasi umum! Yaitu individu yang suka menggesekkan kelaminnya ke tubuh orang lain tanpa izin. Termasuk juga yang suka grepe-grepe sembarangan. Umumnya Frotteuristic Disorder dialami laki-laki.

Kenapa sering ditemukan di tempat ramai? Ini agar dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dan dapat dikatakan Frotteuristic Disorder ketika sudah berlangsung minimal 6 bulan dan pelakunya merasakan cemas yang intes saat melakukan itu. Tapi ketika lagi engga, juga bikin ia stres

Exhibitionistic Disorder

Ketiga, yang sering bikin cewek-cewek panik kalau ketemu! Yak, apalagi kalau bukan Exhibitionistic Disorder atau yang akrab disebut eksibisionis Pelakunya pamer alat kelamin & terangsang secara seksual ketika melakukannya. Korbannya seringkali adl orang asing/tak terencana.

Ada juga pelaku Exhibitionistic Disorder yang secara sengaja menampilkan ke orang tertentu. Ada juga yang mengatur situasi agar orang lain bisa nontonin dia (pelaku Exhibitionistic Disorder) sedang having sex. Mungkin banyak dari Exhibitionistic Disorder seperti ini yang pada akhirnya jadi adult performers ya. Mungkin…

Fetishistic Disorder

Keempat, Fetishistic Disorder. Salah satu gangguan yang cukup sering disalahartikan. Banyak yang mengira Fetish sekedar preferensi seksual yang kebetulan aneh. Tapi kalau ini sampai bikin stres diri dan mengganggu orang lain, udah termasuk gangguan nih!

Jadi, orang dgn Fetish mendapatkan kepuasan seksual dari objek/organ tubuh orang lain yang bukan organ seksual. Misalnya celana dalam orang lain atau bagian kaki (foot fetish banyak nih). Bahkan ada juga yg menggunakan pakaian pasangannya ketika pasangannya ga di situ

Baca Juga :   A thread about emotionally immature parents by @disyarinda

Padahal ini juga kerap dilakukan dengan menggesekkan objek tersebut (pakaian/benda tertentu) ke alat kelaminnya. Lagi-lagi untuk mendapatkan kepuasan seksual. Ada juga dengan cara mencium atau menjilat objek/organ tubuh tertentu tersebut. Fetish tuh kalau dibahas beragam banget.

Karena beda hal yang dijadikan objek fetish, biasanya beda juga treatmentnya. Bayangin kalau ada seseorang yang Fetish sama daleman tetangga, pasti beda perilakunya sama yang Fetish sama ketek pasangan. Jadi agak-agak tricky ngebahas ini

Pedophilic Disorder

Kelima, pasti ga asing lagi sih: Pedophilic Disorder atau pedofilia. Termasuk parafilia karena objeknya adalah anak-anak di bawah umur yang mana seharusnya tidak melakukan aktivitas seksual layaknya orang dewasa karena belum matangnya fungsi organ seksual.

Dan dianggap penyimpangan karena membahayakan, merusak anak baik secara fisik maupun psikis. Anak yang termasuk ke dalam korban pedofilia adalah yang berusia 13 tahun atau lebih muda (karena usia tersebut biasanya belum puber ye kan) jadi belum siap dijadikan partner ena-ena.

Kalau sesama bocah U-13 yang ena-ena gimana? Apakah termasuk pedofilia? Bukan, karena pedofilia pada hakikatnya dialami oleh orang dewasa yang punya ketertarikan seksual terhadap anak-anak U-13. Kalau yanh sesama bocah, mon maap di luar konteks bahasan yah

Ada 2 istilah nih dlm pedofilia, yaitu Pedophilic Sexual Orientation (PSO) dan Pedophilic Disorder (PD). Kalau PSO itu adl jika indiv ga ada rasa bersalah/malu saat tertarik sama anak-anak TAPI ga melakukan apapun. Kalau PD adl sampai mencari anak utk pelampiasan hasrat seksual.

Transvestic Disorder

Keenam, Transvestic Disorder. Bahasa gaulnya sih cross-dressing. Setau gue bahkan ini ada komunitasnya karena dianggap sbg sesuatu yg unik. Padahal sesungguhnya ini bisa mengindikasikan penyimpangan seksual juga. Pelakunya kerap mengenakan atribut lawan jenis (pakaian/aksesoris).

Apakah Transvestic Disorder adalah banci-banci yg biasa kita lihat? Belum tentu. Karena orang dgn Transvestic Disorder melakukan itu bukan untuk berpenampilan semata, tapi juga ada tujuan utk mendapatkan kepuasan seksual. Jadi kalau banci yang pakai dress bisa aja karena memang ingin tampil seperti perempuan

Oh iya, Transvestic Disorder ini lekat sekali dengan fantasi seksual. Jadi, ketika cross-dressing, pelaku berfantasi. Cowok yang TD biasanya punya Autogynephilia juga yaitu kecenderungan untuk terangsang secara seksual ketika membayangkan diri sbg cewek.

Fantasinya bisa dari ngebayangin punya fungsi seperti cewek (haid, hamil, dll), berperilaku layaknya cewek pada umumnya, hingga membayangkan punya organ tubuh seperti cewek (punya payudara, dsb). Salah satu dari tsb jadi fokusnya sbg bentuk Autogynephilia tadi.

Baca Juga :   Macam-macam gangguan kepribadian / personality disorders by @disyarinda

Dua yang terakhir mestilah banyak yang familiar dengan istilahnya. Hehe. Apalagi sejak ada 50 Shades~

Ada yang pernah dengar BDSM? Atau ada yang tau apa itu sadisme dan masokisme?

Oke, kita bahas satu-satu yah. Kalau BDSM itu singkatan dari Bondage-Discipline Sadism-Masochism. Intinya aktivitas seksual yang melibatkan peran dominasi dan submisif

Ketujuh, Sexual Sadisme Disorder (SSD) yaitu ketika kepuasan seksual didapatkan dari ketika melakukan tindakan sadisme terhadap orang lain. Akan terangsang ketika melihat orang lain menderita secara fisik dan psikis. Lebih gampangnya bayangin Mr. Grey deh

Ets, tapi jangan harap semua pelaku SSD itu punya pesona enyoy kayak Mr. Grey. Belum tentu. Dan mainnya pun mungkin nggak seelegan di film itu. Bisa lebih parah bahkan sangat berpotensi mematikan. Biasanya dilakukan dengan alat bantu juga yang dijual di pasaran.

adistic sexual interest (SSI(

Ada istilah s) yang mana individu dgn SSI hanya mengakui adanya rangsangan seksual ketika melihat orang lain menderita. Bedanya, orang dgn SSD akan mengalami gangguan psikososial dan stres ketika ga melakukan itu. Jadi sekilas kayak tingkatan gitu deh.

Jadi ketika kamu merasa “kayaknya gue seneng deh waktu partner gue teriak kesakitan waktu gue pukul bokongnya” tapi kamu ga ngerasa stres atau rasa bersalah dan kalau ga dilakukan pun ya biasa aja, bisa jadi itu SSI.

Jadi ketika kamu merasa “kayaknya gue seneng deh waktu partner gue teriak kesakitan waktu gue pukul bokongnya” tapi kamu ga ngerasa stres atau rasa bersalah dan kalau ga dilakukan pun ya biasa aja, bisa jadi itu SSI.

Sexual Masochism Disorder (SMD)

Terkahir, alias yang kedelapan adalah Sexual Masochism Disorder (SMD). Partner terbaik dari SSD nih. Orang dgn SMD justru mendapatkan kepuasan seksual dari penderitaan yang dialaminya ketika dipukul, disiksa, diikat atau ketika menerima tindakan kekerasan lainnya.

Mirip-mirip dengan SSD, cuma beda di peran aja. Seseorang dapat dikatakan mengalami SMD haruslah ada pengalaman stres atau gangguan psikososial. Kalau orangnya ngerasa biasa aja tapi ada ketertarikan utk melakukannya (bahkan saat berfantasi), belum tentu SSD/SMD yah.

Lalu apakah orang dgn SSD otomatis sexual partnernya SMD? Belum tentu. Nah inilah yang biasanya jadi pokok permasalahan dalam berhubungan intim. Masalah ranjang itu kan cocok-cocokan ya. Jadi ketika ada pasangan yg SSD belum tentu merasa cocok. Malah tersiksa.

Jadi ketika kamu merasa “kayaknya gue seneng deh waktu partner gue teriak kesakitan waktu gue pukul bokongnya” tapi kamu ga ngerasa stres atau rasa bersalah dan kalau ga dilakukan pun ya biasa aja, bisa jadi itu SSI.

Baca Juga :   A thread about emotionally immature parents by @disyarinda

Sexual Masochism Disorder (SMD)

Terkahir, alias yang kedelapan adalah Sexual Masochism Disorder (SMD). Partner terbaik dari SSD nih. Orang dgn SMD justru mendapatkan kepuasan seksual dari penderitaan yang dialaminya ketika dipukul, disiksa, diikat atau ketika menerima tindakan kekerasan lainnya.

Mirip-mirip dengan SSD, cuma beda di peran aja. Seseorang dapat dikatakan mengalami SMD haruslah ada pengalaman stres atau gangguan psikososial. Kalau orangnya ngerasa biasa aja tapi ada ketertarikan utk melakukannya (bahkan saat berfantasi), belum tentu SSD/SMD yah.

Lalu apakah orang dgn SSD otomatis sexual partnernya SMD? Belum tentu. Nah inilah yang biasanya jadi pokok permasalahan dalam berhubungan intim. Masalah ranjang itu kan cocok-cocokan ya. Jadi ketika ada pasangan yg SSD belum tentu merasa cocok. Malah tersiksa.

Lebih parahnya diketahui pas udah nikah. Nah lho gimana tuh? Ya bisa dibantu sih dengan konseling rutin ke psikolog klinis di bidang seksualitas trus juga rajin-rajin konsul sama psikolog keluarga. Insha Allah tercerahkan. Hehehe. Tapi perubahan tetap datang dari diri sendiri

Begitupun orang dgn SMD ga bisa selalu berekspektasi demikian terhadap pasangannya. Dan belum tentu juga bisa membentuk preferensi seksual pasangan jadi SSD. Balik lagi ke pilihan dan kenyamanan masing-masing sih. Gitu.

Trus kalau orang dgn SSD ketemu SMD dan mereka klop, sexual life-nya menyenangkan, well-being-nya oke, masa disebut gangguan? Nah, harus ditelaah dulu nih. Kayak tadi-tadi, ada stres ga kalau melakukan/tidak melakukan?

Sebenarnya ini dibahas di kelas. Psikolog juga kesulitan memberikan treatment ketika justru BDSM menjadi hal yang menyenangkan di ranjang. Padahal kita tau bahwa hal tersebut dapat mengancam nyawa dan menjadi nggak sehat secara fisik.

Jadi intinya, parafilia ini ada. Tapi kebanyakan terselubung. Nggak gitu jelas kelihatan ciri-cirinya kecuali dirasakan sendiri. Itupun dikatakan gangguan ketika berlangsung minimal 6 bulan, ada distres, mengganggu/membahayakan orang lain.

Faktor penyebab Parafilia

Faktor penyebabnya ada banyak, tergantung dari gangguannya apa dulu. Bisa jadi dari lingkungan, kondisi traumatis di masa kecil, dan sebagainya. Oh iya, inidvidu dgn parafilia ini ada juga yg mengalami lebib dari satu gangguan parafilia. Misal eksibisionis & cross-dressing juga.
Gangguan parafilianya ini bisa jadi faktor pendorong seseorang untuk memperkosa ga? Belum tentu. Tapi bisa jadi. Perkosaan dan parafilia sebenarnya beda ranah pembahasan. Karena sejatinya parafilia itu penyimpangan kepuasan seksual yang tidak lazim.
Kalau bicara perkosaan kan tindakan kekerasan seksual. Beda bahasan lagi itu. Kepuasan seksual dalam perkosaan yang dirasakan pelaku seperti layaknya melakukan hubungan seksual pada umumnya. Kalau parafilia perasaan puasnya dari hal-hal yang ga wajar.
Sekian ya tweeps! Kalau ada pertanyaan silakan banget ayo kita diskusi di thread tentang Parafilia di twitter Kak @disyarinda. Kalau ada koreksi yang membangun juga boleh banget. Thank you

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *